KASIH IBU SEPANJANG ZAMAN KASIH AYAH SEPANJANG JALAN.
Pada suatu ketika, ada sebuah keluaga sedang bertamasya. Sepanjang perjalanan di mobil, sang anak bertanya kepada orang tuanya, "papa mama sayang sama aku kan?" sang ibu menjawab " sudah pasti kami menyayangi mu kenapa bertanya seperti itu?" sang anak bertanya lagi " Kalau diukur, kasih sayang papa dan mama kepadaku sebesar apa ya?" Sang ayah menjawab lebih dulu, "Nak, kamu sadar sepanjang jalan bertamasya tadi kamu begitu berbahagia? kita senang bertamasya naik mobil, terlindung dari cuaca panas dan hujan, Nah itulah bentuk kasih sayang papa kepadamu. Papa bekerja keras untuk keluarga kita agar dapat berbahagia sepanjang jalan".
Sang ibu menjawab kemudian, "Nak, kamu ingat mulai sejak kamu pertama masuk sekolah, kursus hingga kamu kuliah? mama selalu mendampingi kamu di setiap masa. Nah, itulah bentuk kasih sayang mama kepadamu. Mama berusaha keras mendampingi keluarga kita sepanjang zaman".
Sang anak merespon, "Kalau begitu kasih ayah sepanjang jalan, kasih ibu sepanjang zaman,"
Merekapunsaling memandang dan tertawa bersama.
Sewaktu saya kecil saya sering menangis dan meminta banyak hal kepada orang tua saya, dan saya sebenarnya anak yang sedikit manja. Pada saat itu saya merasa papa dan mama adalah sumber dari segalanya. Diluar begitu banyak kegagalan yang saya alami saat ini, saya masih sangat beruntung dengan menjalani banyak jalan dalam hidup saya saat ini di tunjukan dan di lindungi oleh papa saya.
Saya juga mengalami banyak pendampingan dari mama saya di setiap fase dalam hidup saya. "Saya menyebutnya kasih ayah sepanjang jalan, kasih ibu sepanjang zaman".
Hal itu bukan berarti kasih ayah saya tidak lebih besar dari kasih ibu, tetapi Justru keduanya saling melengkapi. Sebagai seorang ayah sudah menjadi tugas dan kewajiban seorang lelaki untuk melindungi dan menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya. Dan sebagai seorang ibu, sudah menjadi tugas dan kewajiban seorang ibu untuk mendampingi dan mendukung anak-anaknya.
Coba kita merenungkan, sepanjang hidup kita hingga hari ini, meskipun sudah memiliki banyak teman, atau kekasih mungkin, atau saudara, atau setinggi apapun posisi yang sudah kita raih, kepada siapakah kita akan kembali?, bahkan seorang presiden pun masih merasa wajib untuk melakukan ritual penghormatan kepada orang tuanya.
Ada ungkapan , "Untuk melihat seorang baik atau tidak, lihatlah dari cara dia memperlakukan orang tuanya", hal ini ada benarnya, jika kita tidak bisa memperlakukan orang yang sudah mengasuh kita dari kecil, suli untuk menerima kalau kita bisa memperlakukan orang lain dengan baik.
Tulisan ini saya buat sebagai ungkapan rindu buat ayah dan ibu yang ada di kampung sana, sulit bagi saya mengungkapkanya dengan kata-kata, saya harap mereka bisa membacanya.
"Keluarga bukanlah sesuatu yang penting, tapi keluarga adalah segalanya".
Goresan Pena.
No comments:
Post a Comment