APA MAKNA KEBAHAGIAAN BUAT KAMU?
Retno adalah seorang anak saudagar kaya raya di kotanya, dia adalah anak yang ambisius dan manja apapun yang dia inginkan akan selalu di kabulkan oleh ayahnya, karena mereka memiliki banyak harta dan tanah dimana-mana. Retno bersekolah di sebuah sekolah ternama di kota itu dan menjadi anak yang di senangi banyak orang karna banyaklah hartanya, dia mentraktir teman-temanya dengan uang yang banyak itu dan mendapatkan apa saja yang dia inginkan.
Ketika dia di sakiti dia membalas 2 kali lipat kepada orang yang menyakiti dia dengan membayar teman-temannya untuk membalaskan dendamnya dia juga tidak pernah serius dalam belajar dia sangat kacau nilainya jelek, namun dia bahkan berani menyogok dan menyuap guru-gurunya untuk memberikan nilai tinggi kepadanya, selama 3 tahun bersekolah dia melakukan hal yang sama, mengejek anak-anak miskin, membuli teman-temanya menghamburkan harta dan bersenang-senang.
Dan ketika bertambah dewasa sifat buruknya bukanya berkurang malah makin menjadi-jadi, dia menjadi pemuda yang malas, pemuda yang nakal, dan sebagainya dia jatuh dalam pergaulan tidak sehat dan kehidupan malam yang sangat buruk. Suatu ketika ada sesuatu yang dia rasakan dan mungkin ini adalah langkah awal dari perubahan anak muda ini.
Dia berfikir dalam hatinya begini: “ apakah yang sebenarnya di cari manusia dalam hidup ini?, aku memiliki segalanya aku memiliki harta, tanah, wanita kenyamanan dan kenikmatan, namun hatiku selalu terasa kosng. Jika hatiku kosong lagi aku mengisinya dengan mabuk-mabuk tidur dengan wanita-wanita menari, dan ketika aku sadar di pagi hari hatiku kosong lagi dan malamnya aku melakukan hal yang sama, dan terulang seperti itu seanjang hari, aku muak, aku bosan!!! Aku lelah dengan semua ini apakah ini adalah hidup? Apakah ini tujuan hidup?”.
Retno mulai frustasi di dalam pertanyaan nyaitu dia mulai memutuskan untuk merubah kebiasaanya dia berhenti minum dan memutuskan hubungan dengan kawan-kawannya di tempat pelacuran dan dia mulai kehilangan banyak teman, lalu dia mulai mengeluh lagi.
Dalam keluhannya dia berjalan keluar rumahnya, dia tidak menggunakan mobil, tidak di jaga pengawal dia hanya ingin menyepi dan berfikir seorang diri, dalam perjalanannya dia melihat sebuah keluarga yang sederhana dengan rumah yang jauh lebih kecil dari rumahnya namun cukup untuk menampung keluarga tersebut dan melindungi mereka dari panas dan hujan.
Kemudian Retno tidak sengaja mendekati rumah itu dan melihat ekspresi senyuman wajah yang berbeda dari orang-orang yang dia temui senyuman yang tulus dan hangat,serta bahagia, tidak seperti senyuman orang-orang di tempat remang-remang atau tawa teman-teman nya, yang penuh ke palsuan kekosongan dan penderitaan.
Ia pun bertanya kepada sang bapak yang menjadi kepala keluarga di situ, “bagaimana anda bisa sebahagia ini?, padahal hidup anda sangat sederhana, dan sangat memprihatinkan”. Lalu bapak itu tersenyum dan berkata, “ anak muda, kebahagiaan sifatnya sangat subjektif kebahagiaan adalah hak setiap manusia yang di berikan oleh yang maha Kuasasa. Saya rasa anda dari keluarga yang berada dan berkelimpahan harta dan kenyamanan, saya mau berkata kepada mu anak muda, kebahagiaan tidak dapat di ukur dari materi dan kenyamanan yang kita miliki, kebahagiaan juga muncul dari rasa sakit dan derita, karena kebahagiaan itu bersifat subjektif maka, kebahagiaan itu muncul dan di lihat dari bagaimana kita menyikapi hidup ini bagaimana kita bersyukur dan sadar akan hidup ini. Temanku apalah guna seorang memiliki seluruh dunia ini namun kehilangan nyawanya?.” Mengakhiri perkataannya bapak itu berkata “ anak muda hidupmu masih panjang, temukanlah siapa dirimu dan apa yang sebenarnya kamu inginkan dan cari dalam hidup ini niscaya kamu akan mendapatkan kebahagiaan itu”.
Ketika dia di sakiti dia membalas 2 kali lipat kepada orang yang menyakiti dia dengan membayar teman-temannya untuk membalaskan dendamnya dia juga tidak pernah serius dalam belajar dia sangat kacau nilainya jelek, namun dia bahkan berani menyogok dan menyuap guru-gurunya untuk memberikan nilai tinggi kepadanya, selama 3 tahun bersekolah dia melakukan hal yang sama, mengejek anak-anak miskin, membuli teman-temanya menghamburkan harta dan bersenang-senang.
Dan ketika bertambah dewasa sifat buruknya bukanya berkurang malah makin menjadi-jadi, dia menjadi pemuda yang malas, pemuda yang nakal, dan sebagainya dia jatuh dalam pergaulan tidak sehat dan kehidupan malam yang sangat buruk. Suatu ketika ada sesuatu yang dia rasakan dan mungkin ini adalah langkah awal dari perubahan anak muda ini.
Dia berfikir dalam hatinya begini: “ apakah yang sebenarnya di cari manusia dalam hidup ini?, aku memiliki segalanya aku memiliki harta, tanah, wanita kenyamanan dan kenikmatan, namun hatiku selalu terasa kosng. Jika hatiku kosong lagi aku mengisinya dengan mabuk-mabuk tidur dengan wanita-wanita menari, dan ketika aku sadar di pagi hari hatiku kosong lagi dan malamnya aku melakukan hal yang sama, dan terulang seperti itu seanjang hari, aku muak, aku bosan!!! Aku lelah dengan semua ini apakah ini adalah hidup? Apakah ini tujuan hidup?”.
Retno mulai frustasi di dalam pertanyaan nyaitu dia mulai memutuskan untuk merubah kebiasaanya dia berhenti minum dan memutuskan hubungan dengan kawan-kawannya di tempat pelacuran dan dia mulai kehilangan banyak teman, lalu dia mulai mengeluh lagi.
Dalam keluhannya dia berjalan keluar rumahnya, dia tidak menggunakan mobil, tidak di jaga pengawal dia hanya ingin menyepi dan berfikir seorang diri, dalam perjalanannya dia melihat sebuah keluarga yang sederhana dengan rumah yang jauh lebih kecil dari rumahnya namun cukup untuk menampung keluarga tersebut dan melindungi mereka dari panas dan hujan.
Kemudian Retno tidak sengaja mendekati rumah itu dan melihat ekspresi senyuman wajah yang berbeda dari orang-orang yang dia temui senyuman yang tulus dan hangat,serta bahagia, tidak seperti senyuman orang-orang di tempat remang-remang atau tawa teman-teman nya, yang penuh ke palsuan kekosongan dan penderitaan.
Ia pun bertanya kepada sang bapak yang menjadi kepala keluarga di situ, “bagaimana anda bisa sebahagia ini?, padahal hidup anda sangat sederhana, dan sangat memprihatinkan”. Lalu bapak itu tersenyum dan berkata, “ anak muda, kebahagiaan sifatnya sangat subjektif kebahagiaan adalah hak setiap manusia yang di berikan oleh yang maha Kuasasa. Saya rasa anda dari keluarga yang berada dan berkelimpahan harta dan kenyamanan, saya mau berkata kepada mu anak muda, kebahagiaan tidak dapat di ukur dari materi dan kenyamanan yang kita miliki, kebahagiaan juga muncul dari rasa sakit dan derita, karena kebahagiaan itu bersifat subjektif maka, kebahagiaan itu muncul dan di lihat dari bagaimana kita menyikapi hidup ini bagaimana kita bersyukur dan sadar akan hidup ini. Temanku apalah guna seorang memiliki seluruh dunia ini namun kehilangan nyawanya?.” Mengakhiri perkataannya bapak itu berkata “ anak muda hidupmu masih panjang, temukanlah siapa dirimu dan apa yang sebenarnya kamu inginkan dan cari dalam hidup ini niscaya kamu akan mendapatkan kebahagiaan itu”.
No comments:
Post a Comment