PENGAMPUNAN SEORANG AYAH
(KISAH ANAK ANG HILANG)
Ada sebuah keluarga kaya raya dan bergelimang hartanya, mereka memiliki kebun anggur buah yang sangat luas ada kebun apel kebun kurma, kebun anggur, dan berbagai tanaman buah-buahan.Keluarga ini juga mempunyai lahan pertanian gandum yang luas dan banyak serta memiliki aneka ternak mulai dari sapi, domba, kambing ,ayam kuda, hingga babi. Mereka juga mempunyai begitu banyak pekerja yang siap melayani apapun kebutuhan mereka.
Para pekerja-pekerja sangat bahagia bekerja dengan keluarga ini karena mereka tidak di anggap hanya sebagai buruh upahan tetapi mereka di anggap sebagai keluarga dan hal itu tidak lepas dari sikap bijaksanan sang ayah yang penuh kasih dan menganggap semuanya adalah keluarganya.
Semenjak di tinnga pergi oleh sang istri pria tua ini menjadi orang yang pemaaf dan penuh kasih.
Dia memiliki dua orang putra yang sulung bernama Rangga dan yang bungsu bernama Aditya.
Walalupun jarak kelahiran mereka tidak terlalu jauh, dan memiliki satu aliran darah sifat mereka sanggat berbeda Putra yang sulung adalah anak yang rajin, pekerja keras dan tekun serta patuh terhadap semua yang di perintahkan ayahnya, sementara sang adik sanggat malas dan suka menghamburkan hartanya.
Pada suatu hari mereka berkumpul dalam meja makan keluarga si bungsu mengutarakan keinginannya untuk pergi dari rumah karena dia bosan tinggal bersama keluarga ini, dia ingin pergi ketempat yang jauh yang mungkin lebih menyenangkan di bandingkan dengan rumahnya.
lalu sang anak bungsu berkata kepada ayah dan kakaknya " Ayah berikanlah aku warisan yakni sepertiga harta yang ayah miliki aku akan perg dari tempat ini, dan kau! anak rajin tolong jaga ayah yang sudah tua ini mungkin engkau bisa mendapatkan duapertiga harta nya saat dia mati nanti".
Sang kakak hanya terdiam, lalu sang ayah memberikan bagian yang di minta anaknya dan berpesan "Jika engkau hendak kembali kami senantiasa menunggu mu".
Lalu Aditya pun pergi membawa harta yang banyak dari rumahnya diapun mendapati suatu desa dan menjadi orang kaya di desa itu, dia menghamburkan harta yangg dia miliki bersama gadis-gadis dan mabuk-mabukan dan berpesta tanpa hentinya, sampai suatu saat dia terlena dan sadar bahwa harta yang dia miliki sudah habis, teman-teman yang awalnya selalu bersamanya meninggalkan dia dan tidak ada orang yang simpati padanya karena ia jatuh miskin, dan tidak mau mengolah hartanya dengan baik.
Lalu dia berfikir untuk mencari pekerjaan karena sudah sangat lapar diapun mendapat pekerjaan menjaga ternak sapi karena lapar dia ingin mengisi perutnya dengan ampas dari makanan sapi dan tidak ada yang mengizinkanya, saat-saat terpuruknya dia mengingat di rumahnya semua pekerja yang di miliki ayah nya hidup dengan berkecukupan dan sangat sejahtera, sejak itu ia memutuskan untuk pulang dengan sisa tenaganya.
Semenatra di rumah sang ayah yang sudah mulai sakit-sakitan senantiasa menunggu di atas balkon rumah mereka kalau-kalau sang anak akan pulang saat di lihatnya anaknya berjalan dengan sempoyongan dari jauh sang ayah segera turun dan menjemput serta memeluk anaknya itu.
Dan berkata "Anak ku ayah sudah menunggu kepulangan mu!". Sang anak menangis dan menjawab ayah nya "Ayah aku sangat berdosa dan bersalah kepada Tuhan da kepada ayah dan kepada kakak ku, aku tidak layak menjadi anakmu lagi dan jadikanlah aku sebagai pelayanmu".
Sang ayah terseyum dan mengadakan pesta besar-besaran untuk menyambut kedatangan putranya yang kembai pulang, tapi smementara itu si sulung masih ada di ladang, lalu dari jauh dia mendegar suara tari-tarian dari arah rumah mereka, lalu menanyakan kepada para pekerja apa yang terjadi di rumahnya, lalu pekerja itu menjelaskan tentang adiknya yang pulang dan tentang ayahnya yang mengadakan pesta. Marahlah si sulung dan segera pulang dengan muka muram.
Sampainya di rumah si sulung langsung menghardik dan menghentikan pesta itu dan berkata kepada ayahnya "Ayah sudah sekian lama aku menurut kepada mu, dan aku tak pernah melawan perintahmu aku juga tidak pernah menghabiskan hartamu, lalu tiba-tiba datanglah anakmu ini yang kurang ajar ini yang menghabiskan harta mu dan sekarang dia pulang dan engkau membuatkan pesta yang sebesar ini?, sementara aku engaku tak pernah memberiku uang sepeserpun untuk ku berpesta bersama teman-teman ku'".
Lalu sang ayah berkata kepadanya " Anak ku, engkau adalah kebanggaan ku engaku kelak akan menjadi penerus dan pemimpin keluarga ini, segala kepunyaanku adalah kepunyaan mu. Sekarang di sana ada adikmu yang hidupnya terluta-lunta dan sangat menderita dan memutuskan untuk pulang kepada kita dengan segala penyesalan dair hatinya yang paling dalam, apakah kita tidak sepatutnya berbahagia dan bersyukur atas hal ini?"
Lalu si Sulung menghela nafas dan meminta maaf pada ayahnya dan kemudian memeluk adiknya dan mereka hidup dengan baik.
No comments:
Post a Comment