KISAH CELANA TAMBALAN IBU
Di sebuah desa ada sebuah keluarga sederhana mereka hidup bersahaja dan bahagia, hidup mereka dipennuhi dengan syukur dan terimakasih kepada Sang Ilahi sumber pemberi hidup kepada mereka.
Meskipun penuh dengan kekurangan mereka selalu bisa terseyum bahagia dan senantiasa memberi dari kekuranganya.
Waktu berlalu, sang anak dari keluarga ini yang bernama Mat tumbuh dewasa dia menjadi anak yang cakap dan pandai namun Mat memiliki sifat buruk yaitu dia tidak mau hidup susah dia selalu ingin mempebaiki ekonomi keluarganya sehingga mereka tidak hidup susah lagi.
Setiap ibunya memberikan derma atau memberikan pengemis di jalan, Mat selalu memarahi ibunya dan berkata " Ibu kenapa selalu memberi kepada orang? bukankah kita ini susah?", dan sang ibupun menjawab anaknya yang sudah dewasa itu "nak kita harus selalu memberi, hari esok sudah ada yang atur, kehidupan kita adalah pemberian jadi apasalahnya kita memberi selagi ada yang bisa kita beri".
Mat pun bertambah dewasa ia menjadi pemuda pekerja keras dan berhasil memberikan ayah dan ibunya sebuah rumah yang layak di pedesaan, dikarenakan ayah dan ibunya lebih nyaman tinggal di desa, lalu Mat memberikan mereka rumah sederhana dan sangat layak di desa, sementara dia sendiri bekerja di kota dan sangat jarang sekali pulang kerumah.
Suatu hari Mat ada rapat di perusahaan cabang miliknya untuk mendapakan proyek yang sangat dia idamkan, dia tidak sengaja melewati desa tempat keluarganya berada, tapi tiba-tiba mobil yang di bawanya mengalami kecelakaan, Mat baik-baik saja hanya luka lecet sedikit.
Karena kebetulan bengkel tempat dia memperbaiki mobilnya dekat dengan rumah keluarganya Mat memutuskan untuk pulang dan beristirahat sambil menunggu mobilnya yang sedang di perbaiki, saat Mat tertidur sang ibu mengambil celana kain yang di pakainya lalu menambal luban bekas kecelakaan, sang ibu menambal celana tersebut sambil berdoa, "Tuhan terimakasih telah melindungi anak saya".
Bangun dari tidurnya Mat kemudian berpamitan kepada ibunya dan mengenakan pakaiyanya dan pergi, Mat tidak sadar kalau celana yang dia pakai itu berlubang dan sudah di tambal oleh ibunya.
Lalu Mat mengikuti rapat dan ajaibnya dia memperoleh proyek yang selama ini dia idam-idamkan yang sempat di tolak beberapa kali dan akhirnya dia mendapatkanya.
Lalu kemudian Mat menyadari bahwa celananya itu berlubang dan ada bekas tambalan dari ibunya dan sesampainya di rumah, dia memutuskan untuk mebuang cenala tesebut ke tempat sampah.
Kemudian Mat kembali mengikuti rapat dengan klien-klienya dan setelah selesai rapat sang klien bertanya" Pak Matius, mana celana tambalan yang anda kenakan kemarin" karena tidak mau kelihatan sombong di depan klienya dia bekata "oh celananya saya cuci", lalu sang klien berkata "kami mempercayakan proyek besar ini kepada anda karena celana tambalan yang anda gunakan kemarin. Itu membuktikan bahwa anda adalah orang yang sederhana dan pekerja keras serta loyal".
Mat pun terkejut mendengar hal itu dia segera mencari celana yang di tambal ibunya dan menyimpanya.
Keesokan harinya Mat mendengar kabar bahwa kliennya ada yang di rampok dan di bunuh, menurut polisi penjahat tersebut sebenarnya ingin membunuh Mat tetapi mereka ragu kalau salah orang, karena tidak mungkin seorang pengusaha kaya raya, mengunakan celana tambalan saat rapat lalu mereka memutuskan meninggalkan Mat dan mengincar kliennya yang di sangka sebagai Mat.
Mat terkedjut akan semua hal itu dan dia berfikir dalam hatinya bagaimana mungkin sebuah tambalan celana mengubah hidupnya bahkan menyelamatkan nyawanya.
Setelah semua kejadian itu Mat pun sering pulang untuk menjenguk orang tuanya terutama ibunya dan tidak henti-hentinya mengucapkan terimakasih, kepada ibunya.
No comments:
Post a Comment